watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sedara
Menaklukan kakak ipar

Aku memang ketagihan bermain cinta dengan
wanita setengah baya alias STW. Ada lagi
pengalaman nyata yang kualami. Pengalamanku
menaklukkan kakak iparku yang pendiam dan
agak religius. Entah setan mana yang merasuki
diriku karena aku menjerumuskan orang baik-
baik kedalam neraka nafsu.
Kejadiannya begini, suatu hari rumahku
kedatangan tamu dari Padang. Uni Tati kakak
tertua istriku. Dia datang ke Jakarta karena tugas
kantor ikut seminar di kantor pusat sebuah bank
pemerintah. Uni adalah kepala cabang di Padang,
Uni menginap dirumah kami. Dari pada
menginap di hotel, mendingan juga uang
hotel disimpan buat beli oleh-oleh. Selama
seminggu dia tinggal dirumahku. Dari istriku
kutau kalau Uni Tati berusia 40 tahun. Suaminya
sudah meningal 2 tahun lalu karena kecelakaan.
Orangnya cantik, putih, tinggi semampai. Lebih
tepatnya kubilang anggun karena orangnya
cenderung diam dan sangat religius. Selama di
Jakarta, setiap ada kesempatan aku dan istriku
mengajak Uni jalan-jalan, maklum ini kunjungan
pertamanya ke Jakarta, biasanya ke mal karena
waktunya sempit. Kami sudah berencana pas hari
Sabtu akan jalan-jalan ke Taman Safari
Tiba hari Sabtu, istriku ternyata punya tugas
mendadak dari kantor yaitu harus mengawasi
pameran di Mangga Dua. Gagal deh rencana
jalan-jalan ke Taman Safari. Istriku mengusulkan
agar aku tetap mengantar Uni jalan-jalan misalkan
ke Ancol saja dan pulangnya bisa jemput istriku
di Mangga Dua. Sebetulnya aku agak males kalo
nggak ada istriku. Aku merasa risih harus jalan
berdua Uni karena orangnya pendiam. Akupun
menduga Uni pasti nggak mau. Tapi tanpa
dinyata ternyata Uni menyetujui usul istriku.
Pagi-pagi banget istriku sudah berangkat naik KRL
dari stasiun Pondok Ranji. Rumahku yang
didaerah Bintaro cukup jauh dari Mangga Dua dan
Ancol. Sementara menunggu Uni yang lagi jalan-
jalan pagi aku sendirian dirumah menyeruput
kopi dan merokok. Kami berencana jalan jam 10
pagi. Sehabis ngopi dan merokok, aku kembali
tidur-tiduran di kamarku menunggu jam.
Pikiranku melayang membayangkan kakak istriku
ini. Uni Tati sangat menarik perhatianku secara
sexual. Jeleknya aku, mulia keluar. Aku tertantang
menaklukkan wanita baik-baik, aku tertantang
menaklukkan Uni. Mumpung ada kesempatan.
Dasar setan selalu mencari kesempatan
menggoda.
Kuatur jebakan untuk memancing Uni. Aku buru-
buru mandi membasuh badan dan keramas.
Dengan berlilit handuk aku menunggu
kepulangan Uni dari olahraga paginya. Sekitar 10
menit aku menunggu dibalik horden dan kulihat
Uni memasuki pagar depan dengan pintu besi
yang agak berderit. Sengaja pintu rumah aku
tutup tapi dibiarkan tak terkunci. Aku berlalu
menuju kamarku dan segera memasang jebakan
untuk mengejutkan Uni. Aku masuk kamarku dan
segera bertelanjang bulat. Pintu kamar kubuka
lebar-lebar, jendela kamar juga kubuka biar isi
kamar mendapat penerangan jelas.
Kudengar pintu depan berbunyi seperti ditutup.
Akupun mulai beraksi. Dengan bertelanjang bulat
aku menunggu Uni melewati kamarku dengan
harapan dia melihat tubuh dan juniorku yang
sedari tadi berdiri tegak membayangkan
petualangan ini. Handuk kututupkan ke kepala
seolah-olah sedang mengeringkan rambut yang
basah sehabis keramas. Aku berpura-pura tidak
melihat dan tidak menyadari kehadiran Uni. Dari
bakik handuk yang kusibak sedikit, kulihat
sepasang sepatu kets melintas kamarku. Aku
yakin Uni pasti melihat tubuhku yang polos
dengan junior yang tegak berdiri.
Nafsuku semakin menggeliat ketika kuamati dari
balik handuk sepasang sepatu yang tadinya
hampir melewati kamarku kini seperti terpaku
berhenti didepan kamar tanpa beranjak. Aku
semakin aktif menggosok-gosok rambutku dan
berpura-pura tak tau kalo ada orang. Beberapa
detik aku berbuat begitu dan aku merencanakan
sensasi berikut. Dengan tiba-tiba kuturunkan
handuk dan menengok ke arah pintu kamar. Aku
pura-pura kaget menyadari ada orang. “E..eee…
maaf Uni, aku kira nggak ada orang,” kataku
seraya mendekati pintu seolah-olah ingin
menutup pintu. Aku tidak berusaha menutup
kemaluanku yang menantang. Malah kubiarkan
Uni terdiam memandangi tubuhku yang polos
mendekat kearahnya.
Dengan tenagnya seolah aku berpakaian lengkap
kudekati Uni dan sekali lagi memohon maaf.
“Maaf ya Uni, aku terbiasa seperti ini. Aku nggak
sadar kalau ada tamu dirumha ini,” kataku sambil
berdiri didepan pintu mau menutup daun pintu.
Tiba-tiba seperti tersadar Uni bergegas
meninggalkanku sambil berkata “i…i…iya , tidak
apa-apa…..”. Dia langsung masuk ke kamar
belakang yang diperuntukkan kepadanya selama
tingal dirumahku. Aku kemudian memakai celana
pendek tanpa CD dan mengenakan kaos oblong
lantas smengetok pintu kamar Uni. “Ada apa
Andy,” ujar Uni setelah membuka pintu. Kulihat
dia tidak berani menatapku. Mungkin malu.
Membaca situasi seperti itu, aku tidak menyiakan
kesempatan. “Uni, maafkan Andy ya…aku lupa
kalau ada tamu dirumah ini,” kataku merangkai
obrolan biar nyambung.
“Nggap apa-apa, cuma Uni malu hati, sungguh
Uni malu melihat kamu telanjang tadi,” balasnya
tanpa mau menatap aku. “Kenapa musti malu?
Kan nggak sengaja, apa lagi Uni kan sudah
pernah menikah jadi sudah biasa melihat yang
tegak-tegak seperti itu,” kataku memancing
reaksinya.
“Sejujurnya Uni tadi kaget setengah mati melihat
kamu begitu. Yang Uni malu, tanpa sadar Uni
terpaku didepan kamarmu. Jujur aja Uni sudah
lama tidak melihat seperti itu jadi Uni seperti
terpana,” katanya sambil berlari ketempat
tidurnya dan mulai sesenggukan. Aku jadi ngak
tega. Kudekati Uni dan kuberanikan memegang
pundaknua seraya menenangkannya.
“Sudalah nggak usah malu, kan cuma kita berdua
yang tau.” Melihat reaksinya yang diam saja, aku
mulai berani duduk disampingnya dan merangkul
pundaknya. Kuusap-usap rambutnya agak lama
tanpa berkata apa-apa. Ketika kurasa sudah agak
tenang kusarankan untuk mandi aja. Kutuntun
tangannya dan sekonyong-konyong setan
mendorongku untuk memeluk saat Uni sudah
berdiri didepanku. Lama kupeluk erat, Uni diam
saja. Mukanya diselusupkan didadaku.
Payudaranya yang masih kencang serasa
menempel didadaku. Sangat terasa debar
jantungnya. Perlahan tangaku kuselusupkan ke
balik kaos bagian belakang berbarengan dengan
ciumanku yang mendarat dibibirnya.
“Jangan Ndy…dosa,” katanya sambil melepaskan
diri dari pelukanku. Namun pelukanku tidak mau
melepaskan tubuh sintal yang sedang
didekapnya. Daam usaha kedua Uni sudah
menyerah. Bibirnya dibiarkan kulumat walau
masih tanpa perlawanan. Ucoba lagi
menyelusupkan tangan dibalik kaosnya, kali ini
bagian depan. Tangan kanan yang
menggerayang langsung pada sasaran…putting
susu sebelah kiri. Uni menggeliat.
Pilinan jariku di payudaranya membuat nafsunya
naik. Aku tau dari desiran nafasnya yang mulai
memburu. Aku heran juga dengan wanita ini,
tetap diam tanpa perlawanan. Mungkin ini style
wanita baik-baik. Bagusnya, semua apa yang
kulakukan tidak ada penolakan. Seperti dicocok
hidungnya Uni menurut saja dengan apa yang
kulakukan terhadapnya.
Perlahan kubuka kaosnya, kubukan celana
panjang trainings pack-nya, kubuka Bh nya,
kubuka CD-nya , Uni diam saja. Kubopong
tubuhnya ketempat tidur. Kubuka kaosku, kubuka
celana pendekku……..Uni masih diam.
Lidahku mulai bermain disekujur tubuhnya. Dari
ujung kepala, turun ke telinga, ke bibir, ke leher…
perlahan kusapu dadanya, payudaranya kulumat
dengan gigitan kecil…turun lagi kebawah,
pusarnya kukorek dengan lidahku….turun lagi ke
sekumpulan rambut dan kedua pahanya hujilat-
jilat terus sampai keujung jempol kaki. Aku tidak
merasa jijik karena tubuh Uni yang putih bersih
sangat membangkitkan gairah.
Kukangkangkan kakinya, uni masih diam saja.
Tapi kuamati matanya terpejam menikmati
sentuhan tiap jengkal ditubuhnya. Baru ketika
kudaratkan sapuan lidahku di bibuir vagina dan
klitorisnya Uni tiba-tiba berteriak ,”
Ahhhhhhhh……..”
“Kenapa Uni….Sakit?,” tanyaku. Uni hanya
menggeleng. Dan aktifitas jilat menjilat vagina itu
kulanjutkan. Uni menggelinjang dahsyat dan tiba-
tiba dia meraung..”Andyyyyyyy… ayo
Andy….jangan siksa aku dengan nikmat…ayo
Andy tuntaskan….Uni udah nggak tahan,”
katanya.
Aku tidak mau berlama-lama. Tanpa banyak
variasi lagi langsung kunaiki kedua pahanya dan
kutusukkan juniorku kelobah surganya yang
sudah basah kuyup. Dengan sekali sentak semua
batangku yang panjang melesak kedalam. Agak
seret kurasakan, mungkin karena sudah dua
tahun nganggur dari aktifitas. Kugenjot pantatku
dengan irama tetap, keluar dan masuk. Uni
semakin menggelinjang.
Aku pikir nggak usah lama-lama bersensasi,
tuntaskan saja. Lain waktu baru lama. Melihat
reaksinya pertanda mau orgasme , gerakan
pantatku semakin cepat dan kencang. Uni
meronta-ronta , menarik segala apa yang bisa
ditariknya, bantal, sepre. Tubuhku tak luput dari
tarikannya. Semua itu dilakukan dengan lebih
banyak diam. Dan tiba-tiba tubuhnya mengejang,
“Ahhhhhhhhhhhhhhhh…….,” lolongan
panjangnya menandakan dia mencapai puncak.
Aku mempercepat kocokanku diatas tubuhnya.
Tiba-tiba aku didikejutkan dengan hentakan
tubuhnya dibarengi tanganya yang mendorong
tubuhku. “Jangan keluarin didalam ….aku lagi
subur,” suaranya tresengal-sengal ditengah
gelombang kenikmatan yang belum mereda.
Kekagetanku hilang setelah tau reaksinya. “Baik
Uni cantik, Andy keluarin diluar ya,” balasku
sambil kembali memasukkan Junior ku yang
sempat terlepas dari vaginanya karena dorongan
yang cukup keras. Kembali kupompa pinggulku.
Aku rasa kali ini Uni agak rileks. Tapi tetap dengan
diam tanpa banyak reaksi Uni menerima
enjotanku. Hanya wajahnya yang kadang-kadang
meringis keenakan.
Dan sampailah saatnya, ketika punyaku terasa
mulai berkedut-kedut, cepat-cepat kucabut dari
vagina Uni dan kugencet batang juniorku sambil
menyemprotkan sperma. Kuhitung ada lima kali
juniorku meludah. Sekujur tubuh Uni yang mulus
ketumpahan spermaku. Bahkan wajahnyapun
belepotan cairan putih kental. Dan aku terkulai
lemas penuh kenikmatan. Kulihat Uni bagkit
mengambil tisu dan meneyka badan serta
mukanya.
“Andy…kamu sudah memberikan apa yang
belum pernah Uni rasakan,” kata wanita cantik itu
sambil rebahan disampingku.
Dengan persetujuan Uni, kami menelpon istriku
mengabarkan kalau batal ke Ancol karena Uni
nggak enak badan. Padahal kami melanjutkan
skenario cinta yang menyesatkan. Kami masih
tiga kali lagi melakukan persetubuhan. Dalam dua
sessi berikut sangat kelihatan perkembangan
yang terjadi sama Uni. Kalo permainan pertama
dia banyak diam, permainan kedua mulai
melawan, permainan ketiga menjadi dominan,
permainan keempat menjadi buas….buas…sangat
buas. Aku sempat memakai kondom biar bisa
dengan leluasa menumpahkan sperma saat
punyaku ada didalam vaginanya.
“Aku sadar ini dosa, tapi aku juga menikmati apa
yang belum pernah aku rasakan selama
bersuami. Suamiku itu adalah pilihan orang tua
dan selisih 20 tahun dengan Uni. Sampai Uda
meninggal, Uni tidak pernah merasakan
kenikmatan sexual seperti ini. Sebetulnya Uni
masih kepengen nikah lagi tapi tidak pernah
ketemu orang yang tepat. Mungkin posisi Uni
sebagai kepala bagian membuat banyak pria
menjauh.” Cerita Uni sebelum kami sama-sama
tertidur pulas
http://3.bp.blogspot.com/-nDnk0j5h5yg/T1mPUKrm_dI/AAAAAAAAAQg/fA3PDzulo20/s320/Gadis_Bertudung_Seksi_04.jpg


Adult | GO HOME | Exit
1/1188
U-ON

inc Powered by Xtgem.com